Merti Dusun sering disebut juga dengan Bersih Desa, hakikatnya sama dengan makna simbol rasa syukur masyarakat kepada sang Pencipta atas apa yang telah diberikan. Karunia tersebut dapat berupa rejeki yang melimpah, keselamatan, ketentraman, serta keselarasan hidup di dunia.
Kegiatan semacam ini masih sering dilakukan di Dusun Glepung Desa Kalongan Ungaran Timur melakukan Sedekah bumi dengan cara pagelaran wayang dan kirab budaya yang di mulai jam 19.00wib sampai selesai dari alun-alun Kalongan Ungaran Timur, selesai di rumah Kadus Glepung,
Antusias masyarakat setempat saat meriah di karena beberapa tahun yang lalu kendala Covid-19 pemerintah melarang ada acara apapun / kumpul massa.
Adapun tamu undangan yang hadir Bupati Semarang Bapak Ngesti Nugroho, Camat Ungaran Timur Bapak Hadi Riyanto, Bapak Hadi Wuryanto Anggota komisi B DPRD kabupaten Semarang, Kepala Desa Kalongan Ungaran Timur Bapak Yarmuji A. Md dan segenap perangkat Desa, Babinsa Bapak Andreas Didik Setia Utama, Babinkamtibmas Bapak Budi Suwito, Tokoh Masyarakat dan warga sekitar.
Dalam sambutannya kepala desa Kalongan menyampaikan Merti Dusun bagian dari perujudan rasa syukur, upacara merti dusun acapkali juga terkait dengan ritual penghormatan kepada leluhur (nenek moyang), sehingga menghadirkan berbagai ritual simbolik terkait dengan tokoh dan riwayat yang diyakini menjadi cikal bakal keberadaannya sebagai pejuang dan babat alas Dusun.
Semuanya dilakukan dengan tetap memanjatkan doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa demi keselamatan, ketentraman, kesejahteraan dan keselarasan hidup seluruh warga Dusun Glepung. Silaturahmi, kekeluargaan, guyub, rukun, gotong royong, kebersamaan, keakraban, tepa selira, dan harmonis adalah sebagian dari sederetan kosakata yang begitu tepat dan saling menjalin makna saat menggambarkan bagaimana suasana yang terpancar dari berlangsungnya tradisi merti Dusun Glepung Desa Kalongan Ungaran Timur. Hendaknya sangat perlu bagi kita sebagai generasi penerus bangsa yang sekarang sudah mulai mapan, untuk tetap melangsungkan adat dan istiadat nenek moyang kita, dengan prespektif tetap menyembah dan meminta kepada-Nya. Karena jika kita tidak mulai menahan, memperkuat kebudayaan kita sendiri, maka lambat laun tidak ada lagi upacara adat yang bernama Merti Dusun. Kelak hanya akan menjadi bagian dari cerita/nama saja.

(Nnd_PemdesKalongan)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *