PROFIL DESA KALONGAN
Sejarah Desa Kalongan
Berdasarkan cerita turun temurun yang tidak tertulis, diperkirakan sekitar 1.825- 1.830 pada era perang Diponegoro ada sebagian prajurit Diponegoro yang ditangkap dan salah satunya ada yang datang ke desa ini sehingga membuka desa ini sampai berakhirnya perang diponegoro. Dulu hanya terdapat tiga desa yaitu Kajangan, Mendiro, dan Kalongan, lalu ketiganya digabung menjadi Desa Kalongan. Sekitar era 1.910 terdapat tambahan dari pengungsi benah desa salah satunya Desa Tugusari, Desa Jeruksiring, Desa Pangayuhan, dll karena waktu itu terdapat bencana longsor yang akhirnya desa di bagian bawah harus direlokasi menjadi satu dusun baru sebagai Dusun Ngaliyan yang berasal dari nama alih-alih dari desa-desa yang ikut relokasi selain Dusun Ngaliyan yang menjadi tambahan dari pengungsi relokasi akibat bencana tanah longsor Dusun Rejowinangun juga terbentuk karena tambahan dari desa-desa yang direlokasi dan sekarang menjadi salah satu dusun di Desa Kalongan. Dan sekarangpun kedua daerah tersebut masih terjadi tanah longsor karena merupakan tanah gerak.
Untuk struktur kepala desa, pertama kali Desa Kalongan dipimpin oleh Mbah Sumitro yang memimpin pada era sebelum kemerdekaan, lalu dilanjutkan oleh Bapak Sukarjo Mui yang memimpin Desa Kalongan pada era kemerdekaan sampai 1.970 an. Sedangkan untuk tahun berikutnya telah diketahui sudah ada beberapa kepala desa yang menjabat di Desa Kalongan, yang diketahui ada tujuh kepala desa. Jadi umur Desa Kalongan kurang lebih 150 tahun. Untuk penamaan Desa Kalongan, hanya terdapat mitos yang beredar, karena banyaknya warga yang sering hilang. Maksudnya adalah banyak penduduk yang memiliki ilmu tinggi melakukan migrasi keluar dari Desa Kalongan yang sering disebut dengan kalong, oleh karena itu Desa Kalongan dinamakan Desa Kalongan.
“Mewujudkan Masyarakat Desa Kalongan Yang Maju Mandiri Sejahtera Dengan Bumdes Sebagai Poros Pembangunan”
Visi dan Misi Desa Kalongan
Visi adalah suatu persyaratan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari nilai, cita-cita, arah dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen, serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktifitas dan pencapaian tujuan organisasi. Adapun rumusan visi Desa Kalongan yaitu “Membangun Desa Kalongan Yang Inovatif, Mandiri, Tertib dan Sejahtera.”
Misi merupakan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh pemerintah Desa Kalongan untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan agar tujuan terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai yang diharapkan.
Untuk memberikan arah bagi penyelenggara pemerintahan dan pembangunan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, maka dirumuskan Misi sebagai berikut :
- Mewujudkan masyarakat Desa Kalongan yang berkehidupan sejahtera dengan membangun Bumdes sebagai poros pembangunan;
- Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan dasar masyarakat dengan memantapkan pembangunan infrastruktur dasar;
- Mengembangkan ekonomi serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka mengisi pembangunan yang berkeadilan social, religius dan berwawasan lingkungan.
Jenis Tanah
Tanah merupakan material hasil pelapukan dari batuan di bagian permukaan bumi, mempunyai sifat-sifat tertentu sesuai dengan batuan induknya, Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah iklim, topografi, batuan induk, waktu, aktivitas organik (Nugroho, 2008). Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut. Komponen yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang mengandung mineral sebanyak 50%, bahan organik sebanyak 5% dan air sebanyak 25%. Pengaruh letak astronomis dan geografis di Indonesia sangat penting dalam membentuk berbagai macam tanah atau jenis-jenis tanah.
Luas dan Persentase Jenis Tanah
No | Jenis Tanah | Luas (ha) | Persen (%) |
1 | Litosol Merah Kuning dan Coklat Tua | 582 | 67.44 |
2 | Mediteran Coklat Tua | 281 | 32.56 |
Jumlah | 863 | 100 |
Sumber: Hasil Analisis kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan. 2017
Jenis tanah latosol merah kuning dan coklat tua mempunyai luasan sebanyak 582 ha dan luas tanah yang berjenis tanah mediteran coklat tua seluas 281 ha. Dengan demikin di Desa Kalongan di dominasi oleh jenis tanah litosolmerah kuning dan coklat tua dengan persentase 67,44 sedangakan jenis tanah mediteran coklat tuamempunyai persentase sebanyak 32,56%.
Jenis tanah yang berada di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur ada dua macam jenis tanah. Jenis tanah tersebut adalah jenis tanah latosolmerah kuning dan coklat tua dan jenis tanah mediteran coklat tua.
Jenis tanah latosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. Tekstur tanah latosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. jenis tanah latasol coklat tua yang memiliki tekstur lempung dan memiliki solum horizon yang mana tanah ini tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium. Tanah latosol merupakan tahan yang sesuai untuk perkebunan seperti kakao, tembakau, panili, dan tebu. Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman yang tinggi. Sedangkan tanah mediteran atau tanah alfisol adalah tanah yang bahan induknya berupa batuan beku yang berkapur yang banyak mengandung karbonat. Ciri tanah mediteran, antara lain warnanya abu-abu. Tanah mediteran banyak mengandung alumunium, besi, air, dan bahan organik sehingga termasuk tanah yang subur.Tanah mediteran memiliki kegunaan untuk pertanian, tegalan, dan hutan jati.
Topografi
Topografi dalam arti luas adalah permukaan tanah, atau dapat diartikan sebagai ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut sehingga dapat diketahui elevasi tanah aslinya. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi dan identifikasi jenis lahan. Relief adalah bentuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi (bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedangkan topografi secara kualitatif adalah bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau derajat), arah lereng, panjang lereng dan bentuk lereng. Berdasarkan kelas kelerengan terdiri dari 0 – 8%, 8 – 15%, 15 – 25% dan 25 – 45%. Berikut ini tabel luas dan presentase kelas kelerengan Desa Kalongan:
Luas dan Persentase Kelerengan
No | Kelas Kelerengan | Luas (ha) | Persen (%) |
1 | Kelas 8- 15 % | 800 | 92.70 |
2 | Kelas 25-45%. | 63 | 7.30 |
Jumlah | 863 | 100 |
Sumber: Hasil Analisis kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan. 2017
Topografi di Desa Kalongan termasuk topografi kelas 8- 15 % dan 25-45%. Kelas 8- 15 % yang tergolong landai dan 25-45% yang tergolong curam. Kelas kelerengan 8-15% memiliki luas sebanyak 800 ha dengan presentase 97,70 %, sedangakan kelas kelerengan 25-45 % memiliki luas daerah sebanyakan 63 ha dengan presentase sebanyak 7,30 %.Dengan demikian menunjukkan bahwa kelas kelerengan di Desa Kalongan didominase oleh kelas kelerengan 8-15 % yang tergolong klasifikasi landai.
Berdasarkan peta topografi dapat dilihat bahwa dusun-dusun di Desa Kalongan di dominasi oleh kelas kelerengan 8-15 %, dimana kelerengan ini menunjukkan klasifikasi kelas lereng landai. Namun sebagian kecil Dusun Dampu memiliki kelas kelerengan 25-45 %, kelas kelerengan ini berada di daerah perbatasan dusun Dampu dengan Kecamatan Susukan. Pada kelerenan 8-15% kelerengan ini cocok dikembangakan menjadi daerah permukiman, bisnis serta perkantoran karena drainase pada kelas kelerengan ini bisa memiliki kondisi yang baik. Pada kelerengan inilah yang mana banyak terdapat permukiman penduduk. Dari tingkat kelerengan yang dikategorikan termasuk dalam kawasan berbukit karena lereng yang landai dan sangat curam.
Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data data yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang orang sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004).
Luas dan Persentase Curah Hujan
No | Curah Hujan (mm/tahun) | Luas (ha) | Persen (%) |
1 | 2000-2500 mm/tahun | 675 | 78.22 |
2 | 2500-3000 mm/tahun | 188 | 21.78 |
Jumlah | 863 | 100 |
Sumber: Hasil Analisis kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan. 2017
Kelas curah hujan di Desa Kalongan terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas sedang dan kelas curah hujan tinggi. Kelas Curah hujan rendah yang memiliki nilai 2000-2500 mm/ tahun, sedangkan yang kelas curah hujan tinggi memiliki nilai 2500-3000 mm/tahun. Luas daerah dengan kelas curah hujan 2000-2500 mm/ tahunsebanyak 675 ha dan luas daearah yang memiliki kelas 2500-3000 mm/tahun sebanyak 188 ha. Dari tabel juga dapat diketahui bahwa kelas curah hujan 2000-2500 mm/ tahun lebih banyak presentasenya, dengan presentase sebanyak 78,22 % dan kelas curah hujan 2500-3000 mm/tahun memiliki presentase sedikit dengan presentase sebanyak 21.78 %. Dengan demikian dapat di ketahuai bahwa luas daerah kelas curah hujan 2000-2500 mm/tahun lebih luas dibandingkan dengan kelas curah hujan 2500-3000 mm/tahun.
Berdasarkan peta klimatoloi dapat diketahui dusun mana saja yang memiliki kelas curah hujan 2000 -2500 mm/ tahun dan kelas curah hujan 2500- 3000 mm/ tahun. Kelas curah hujan 2000 -2500 mm/ tahun berada di Dusun Dampu, Dusun Kajangan, Dusun Bandungan, Dusun Rejowinangun, Dusun Sipete Dusun Kalongan, Dusun Pringkurung, Dusun Ngalian, Dusun Glepung, Dusun Topogunung, sebagian Dusun Sigude dan sebagian Dusun Mendiro. Sedangkan dusun yang memiliki kelas curah hujan 2500- 3000 mm/ tahun berada di sebagian Dusun Sigude ,sebagian Dusun Mendiro dan Dusun Bulu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Desa Kalongan didominase oleh kelas curah hujan 2000- 2500 mm/ tahun yang berate termasuk dalam klasifikasi curah hujan rendah.
Hidrogeologi
Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di muka bumi. Kondisi hidrologi dapat dilihat dari potensi air tanah dan keberadaan permukaan air di satu daerah tidak sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan setip daerah berbeda – beda. Perbedaan ini yang menyebabkan keberagaman dalam potensi sumber daya alam dan potensi kebencaan alam, sehingga pengembangan sumber daya alam daerah harus memperhatikan potensi-potensi alam tersebut. Kekeliruan pengembangan sumber daya alam selain berdampak pada degradasi sumber daya alam bersangkutan juga dalam memicu terjadinya bencana alam yang berakibat sangat merugikan.
Desa Kalongan mempunyai jenis hidrogeologi akuifer Produktif kecil yang dimana artinya adalah akuifer dengan jenis ini memiliki keterusan yang beragam, muka air tanah umumnya dalam. Masyarakat Desa Kalongan pada umumnya masih menggunakan air sumur. Masyarakat Desa Kalongan mengandalkan sumur dikarenakan belum meratanya air PAM, kemudian untuk masyarakat di daerah pedalaman dan berekonomi dibawah rata-rata masih enggan menggunakan PDAM karena biaya yang cukup tinggi sehingga mereka menggunakan air sumur.
AKTIVITAS DESA
Aktivitas Pertanian
Pertanian yang ada di Desa Kalongan didukung dengan ketersediaan lahan pertanian, sehingga dapat menunjang aktivitas tersebut. Hasil produksi pertanian memiliki beberapa jenis tanaman yaitu tanaman padi, jagung, serta ubi kayu. Berikut ini rincian hasil pertanian Desa Kalongan:
Hasil Produksi Pertanian Desa Kalongan
No | Dusun | RW | Hasil Produksi Panen (ton) | Jumlah | Presentase (%) | ||
Padi | Jagung | Ubi Kayu | |||||
1 | Dampu | I | 15,2 | 1 | 8 | 24,2 | 4,0% |
2 | Kajangan | II | 44 | 10 | 24 | 78 | 12,8% |
3 | Bandungan | III | 16 | 2 | 4,8 | 22,8 | 3,7% |
4 | Sepete | IV | 36 | 0 | 2,4 | 38,4 | 6,3% |
5 | Sigude | V | 24 | 0 | 16 | 40 | 6,6% |
6 | Bulu | VI | 32 | 0 | 24 | 56 | 9,2% |
7 | Mendiro | VII | 43,6 | 3 | 28 | 74,6 | 12,3% |
8 | Kalongan | VII, XVI, XVII | 64 | 15 | 40 | 119 | 19,6% |
9 | Glepung | IX, XII, XVIII | 42 | 15 | 24 | 79 | 13,3% |
10 | Tompogunung | X | 12 | 2,5 | 12 | 26,5 | 4,4% |
11 | Rejowinangun | XI, XIV, XV | 1,6 | 0 | 0 | 1,6 | 0,3% |
12 | Ngaliyan | XIII | 36 | 10 | 0 | 46 | 7,6% |
Total | 366,4 | 58,5 | 183,2 | 608,1 | 100% | ||
Persentase (%) | 60,3% | 9,6% | 30,1% |
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2022
Tabel hasil produksi pertanian menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah produksi pertanian paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 119 ton dan menyumbang 19,6% hasil pertanian. Sedangkan dusun yang memiliki hasil pertanian paling sedikit yaitu Dusun Rejowinangun yaitu sebesar 1,6 ton atau sekitar 0,3%.
Poduksi tanaman padi paling menonjol apabila dibandingkan dengan tanaman yang lain, yaitu berjumlah 366,4 ton dan menyumbang 60,3% hasil pertanian di Desa Kalongan. Hasil pertanian selanjutnya yaitu ubi kayu sebesar 183,2 ton atau 30,1% dan produksi tanaman jagung sebesar 58,5 ton dan menyumbang 9,6%.
Peta klasifikasi hasil pertanian menunjukkan hasil pertanian di Desa Kalongan terbagi menjadi 3 kategori (rendah, sedang, dan tinggi). Hasil pertanian tinggi berada di Dusun Kalongan, Dusun Kajangan, Dusun Glepung, dan Dusun Mendiro. Kategori sedang berada di Dusun Bulu, Dusun Ngaliyan, Dusun Sipete, Dusun Sigude. Hasil pertanian rendah ada di Dusun Bandungan, Dusun Dampu, Dusun Rejowinangun, dan Dusun Tompogunung.
Sektor pertanian di Desa Kalongan menjadi salah satu sektor yang mendukung perekonomian desa dan lebih berpotensi apabila dibandingkan dengan sektor yang lain. Tanaman padi menjadi hasil produksi pertanian yang paling mendominasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan lahan pertanian yang luas sehingga hasil pertanian yang diproduksi cukup besar. Hasil pertanian yang besar menjadi salah satu potensi Desa Kalongan yang layak dikembangkan.
Aktivitas Perkebunan
Perkebunan yang ada di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 jenis yaitu kelapa, kopi, kapuk, dan kakao. Berikut ini merupakan rincian hasil perkebunan Desa Kalongan:
Hasil Perkebunan Desa Kalongan
No | Dusun | RW | Hasil Produksi Panen (ton) | Jumlah | Presentase (%) | |||
Kelapa | Kopi | Kapuk | Kakao | |||||
1 | Dampu | I | 0,75 | 0,8 | 0,6 | 0 | 2,15 | 3,1% |
2 | Kajangan | II | 7,5 | 0,8 | 0,3 | 0 | 8,6 | 12,5% |
3 | Bandungan | III | 4,5 | 0 | 0 | 0,35 | 4,85 | 7,0% |
4 | Sepete | IV | 3,75 | 0 | 0 | 0 | 3,75 | 5,4% |
5 | Sigude | V | 3,75 | 0 | 0 | 0 | 3,75 | 5,4% |
6 | Bulu | VI | 0,75 | 0 | 0 | 0 | 0,75 | 1,1% |
7 | Mendiro | VII | 7,5 | 0 | 0 | 0 | 7,5 | 10,9% |
8 | Kalongan | VIII, XVI, XVII | 7,5 | 2 | 0,9 | 0,35 | 10,75 | 15,6% |
9 | Glepung | IX. XII, XVIII | 6,15 | 1,2 | 0,3 | 0 | 7,65 | 11,1% |
10 | Tompogunung | X | 6,75 | 4 | 0 | 0 | 10,75 | 15,6% |
11 | Rejowinangun | XI, XIV, XV | 0 | 0,4 | 0,15 | 0 | 0,55 | 0,8% |
12 | Ngaliyan | XIII | 3,75 | 1,2 | 3 | 0 | 7,95 | 11,5% |
Total | 52,65 | 10,4 | 5,25 | 0,7 | 69 | 100,0% | ||
Presentase (%) | 76,3% | 15,1% | 7,6% | 1,0% |
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2022
Tabel hasil perkebunan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah paling banyak terdapat di Dusun Kalongan dan Dusun Tompogunung, dengan jumlah yang sama yaitu 10,75 ton dan menyumbang 15,6% hasil perkebunan. Dilanjutkan Dusun Kajangan yang menyumbangkan 8,6 ton hasil perkebunan atau sekitar 12,5%. Sedangkan dusun yang tidak memiliki hasil perkebunan yaitu Dusun Glepung. Poduksi tanaman kelapa paling menonjol apabila dibandingkan dengan tanaman yang lain, yaitu berjumlah 52,65 ton dan menyumbang 76,3% hasil pertanian di Desa Kalongan. Hasil perkebunan selanjutnya yaitu kopi sebesar 10,4 ton atau 15,1% dan produksi tanaman kapuk sebesar 5,25 ton dan menyumbang 7,6%. Sedangkan produksi perkebunan paling sedikit adalah kakao yaitu sebesar 0,7 ton atau 1%.
Peta klasifikasi hasil perkebunan menunjukkan klasifikasi hasil perkebunan di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 kategori (tidak ada, rendah, sedang, dan tinggi). Hasil perkebunan tinggi berada di Dusun Kalongan dan Dusun Tompogunung. Kategori sedang berada di Dusun Kajangan, Dusun Ngaliyan, Dusun Glepung, Dusun Mendiro. Hasil perkebunan rendah ada di Dusun Bandungan, Dusun Sipete dan Dusun Sigude. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan roduk perkebunan yaitu Dusun Bulu, Dusun Rejowinangun, Dusun Dampu.
Perkebunan menjadi sektor yang cukup penting dalam menyokong perekonomian di Desa Kalongan. Namun pada beberapa wilayah di Desa Kalongan masih terdapat lahan-lahan perkebunan yang tidak terurus dengan baik sehingga mempengaruhi hasil produksi perkebunan.
Aktivitas Perikanan
Salah satu aktivitas ekonomi di wilayah Desa Kalongan yaitu sektor perikanan. Perikanan di desa ini memiliki terbagi menjadi dua jenis yaitu lele dan nila. Hasil perikanan biasanya dijual atau dikonsumsi pribadi tergantung jumlah produksinya. Berikut ini merupakan hasil perikanan yang ada di Desa Kalongan:
No | Dusun | RW | Hasil Panen (kg) | Jumlah | Presentase (%) | |
Lele | Nila | |||||
1 | Dampu | I | 10 | 0 | 10 | 0,4% |
2 | Kajangan | II | 650 | 37,5 | 687,5 | 28,3% |
3 | Bandungan | III | 225 | 12,5 | 237,5 | 9,8% |
4 | Sepete | IV | 50 | 0 | 50 | 2,1% |
5 | Sigude | V | 200 | 25 | 225 | 9,2% |
6 | Bulu | VI | 30 | 0 | 30 | 1,2% |
7 | Mendiro | VII | 105 | 0 | 105 | 4,3% |
8 | Kalongan | VII, XVI, XVII | 700 | 0 | 700 | 28,8% |
9 | Glepung | IX, XII, XIII | 200 | 0 | 200 | 8,2% |
10 | Tompogunung | X | 180 | 0 | 180 | 7,4% |
11 | Rejowinangun | XI, XIV, XV | 0 | 0 | 0 | 0,0% |
12 | Ngaliyan | XIII | 7,5 | 0 | 7,5 | 0,3% |
Total | 2357,5 | 75 | 2432,5 | 100% | ||
Presentase (%) | 96,9% | 3,1% |
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2022
Tabel hasil perikanan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi ikan yang berbeda. Jumlah paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah 700 kg dan menyumbang 28,8% hasil perikanan. Walaupun begitu, Desa Kalongan tidak terlihat memiliki banyak kolam ikan, namun ternyata banyak masyarakat yang memelihara ikan di sawah. Dusun Kajangan menjadi dusun kedua yang menghasilkan ikan yaitu sebeasr 687,5 kg. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan ikan yaitu Dusun Rejowinangun dan Dusun Glepung. Produksi ikan lele yaitu sebesar 2357,5 kg dan menyumbang 96,9% hasil perikanan. Sedangkan produksi ikan nila sebesar 75 kg atau 3,1%. Produksi ikan lele lebih banyak jika dibandingkan dengan ikan nila, hal ini dikarenakan ikan lele lebih mudah dikembangkan dan bisa bertahan hidup walaupun dengan lingkungan/air yang kurang baik, oleh karena itu banyak masyarakat yang membudidayakannya.
Peta klasifikasi hasil perikanan menunjukkan klasifikasi hasil perikanan di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 kategori (tidak ada, rendah, sedang, dan tinggi).
Hasil perikanan tinggi berada di Dusun Kajangan dan Dusun Kalongan. Kategori sedang berada di Dusun Bandungan, Dusun Tompogunung, Dusun Glepung, Dusun Sigude.
Hasil perikanan rendah ada di Dusun Sipete dan Dusun Mendiro. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan ikan yaitu Dusun Bulu, Dusun Rejowinangun, Dusun Dampu, dan Dusun Ngaliyan.
Aktivitas Peternakan
Desa Kalongan memiliki aktivitas peternakan, hampir setiap rumah yang ada di desa ini memiliki ternak walaupuun hanya untuk dikonsumsi pribadi. Jenis ternak yang ada terbagi menjadi 3 jenis yaitu ayam, kambing, dan sapi. Berikut ini hasil ternak di Desa Kalongan:
Hasil Ternak Desa Kalongan
No | Nama Dusun | RW | Jenis Ternak | Jumlah (ekor) | Presentase (%) | ||
Ayam | Kambing | Sapi | |||||
1 | Dampu | I | 476 | 84 | 30 | 590 | 7% |
2 | Kajangan | II | 868 | 75 | 25 | 968 | 12% |
3 | Bandungan | III | 568 | 60 | 17 | 645 | 8% |
4 | Sepete | IV | 244 | 125 | 27 | 396 | 5% |
5 | Sigude | V | 144 | 140 | 23 | 307 | 4% |
6 | Bulu | VI | 614 | 65 | 21 | 700 | 9% |
7 | Mendiro | VII | 604 | 67 | 16 | 687 | 9% |
8 | Kalongan | VIII, XVI, XVII | 964 | 78 | 20 | 1062 | 13% |
9 | Glepung | IX, XII, XVIII | 780 | 161 | 47 | 988 | 13% |
10 | Tompogunung | X | 674 | 80 | 30 | 784 | 10% |
11 | Rejowinangun | XI, XIV, XV | 320 | 45 | 15 | 380 | 5% |
12 | Ngaliyan | XIII | 506 | 10 | 0 | 516 | 6% |
Total | 6762 | 990 | 271 | 8023 | 100% | ||
Presentase (%) | 84,3% | 12,3% | 3,4% |
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2022
Tabel hasil ternak menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah ternak yang berbeda. Jumlah hewan ternak paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 1.062 ekor dan menyumbang 13% hasil ternak. Sedangkan dusun yang memiliki hasil ternak paling sedikit yaitu Dusun Glepung yaitu sebesar 288 ekor atau sekitar 4%. Hewan ternak yang paling menonjol bila dibandingkan dengan ternak yang lain yaitu ayam dengan jumlah 6.762 ekor atau 84,3%. Hasil hewan ternak kambing berjumlah 990 ekor dan menyumbang12,3% hasil peternakan di Desa Kalongan. Hasil ternak selanjutnya yaitu sapi sebesar 271 ekor atau 3,4%.
Peta klasifikasi hasil ternak tersebut menunjukkan klasifikasi hasil hewan ternak Desa Kalongan terbagi menjadi 3 kategori (rendah, sedang, dan tinggi). Hasil peternakan tinggi berada di Dusun Kajangan dan Dusun Kalongan. Kategori sedang berada di Dusun Bandungan, Dusun Tompogunung, Dusun Glepung, Dusun Mendiro, Dusun Bulu. Hasil peternakan rendah ada di Dusun Sipete, Dusun Sigude, Dusun Ngaliyan dan Dusun Glepung.
Leave a Reply